Minggu, 04 Oktober 2015

Bagaimana Bila Kamu yang Membuatku Rindu?

Image source

Disini, pada sebuah relung yang masih kosong.
Disini, pada secangkir asa yang menunggu untuk diisi.

Bagaimana bila kuutarakan sebuah rahasia padamu? Bahwa ternyata, apa yang selama ini kurindukan, sebenarnya adalah dirimu? Bagaimana?

Iya, kamu.

Kamu yang tak pernah aku tahu siapa, tapi aku yakin pasti datang.

Namun, rasanya, aku terlalu bosan merasakan ini sendirian. Merasakan rindu-rindu yang tertahan, sebab belum saatnya diungkapkan. Menimbun harap pada setiap jejak-jejak rindu yang terserak. Pada aksara yang terbaca tanpa suara.

Seandainya kamu ada disini. Ingiiiiin sekali rasanya aku berbagi rindu ini padamu. Namun, sayangnya, kita terpisah jauh, oleh sesuatu yang tak pernah kutahu memiliki satuan apa.

Maka di waktu yang lain, aku putuskan tuk berubah menjadi rindu itu sendiri. Sebab aku ingin, hadirku dapat kamu rasakan. Dalam penantian-penantian bersama untaian doa. Dalam sujud-sujud panjang dalam kelam malam.

Kepadamu, yang Allah belum pertemukan kita hingga hari ini. Tolong sadari bahwa ada bagian dari dirimu yang selalu membuatku rindu hingga rela berteman dengan pilu. Kamu tahu, kan, bagaimana rasanya memiliki perasaan yang rumit? Terlebih, tidak pernah mengetahui, kepada siapa seharusnya perasaan ini dilabuhkan.

Bagaimana? Selalu sulit memahami posisi diri kita, bukan?

Sebab rindu, bagiku, bukanlah sesuatu yang harus kau lafadzkan dalam lantang perkataan. Tetapi sesuatu yang harus kau simpan diam-diam, kau tutup rapat-rapat, atau bila perlu, kau lipat rapi-rapi seperti kertas origami. Hingga pada akhirnya, rindu, akan menjelma menjadi keping-keping kesibukan dalam mempersiapkan sebuah pertemuan.

Semoga pengorbanan kita saat ini, akan berbuah manis esok hari. Sebab mulai hari ini, kita akan sama-sama melepaskan, membiarkan rasa rindu ini menguap ke entah berantah, ataupun membiarkannya diam membeku agar tak semakin bertumbuh. Jangan bersedih. Kita hanya sedang memperjuangkan keimanan dan ketakwaan di atas perasaan dan kecenderungan hati kita.


Terkadang aku menggenggam terlalu erat sesuatu yang tidak tentu, harapan yang tidak ada kepastian. Apakah kamu, adalah seseorang yang layak untuk aku tunggu dan perjuangkan?

48 komentar:

  1. rindu itu sesuatu yang enak dirasakan kok, serius, kalau aku gak ada rindu malah gak enak, tapi masalahnya aku gaka da yang di rinduin, jadi mau kah kau jadi orang yang aku rindukan,,,, hahaha

    BalasHapus
  2. Walahpun belum di persatukan, mungkin suatu saat nanti akan dipertemukan, teruslah bertahan, jangan tergoda untuk melupakan, semoga apa yang di inginkan menjadi sebuah kenyataan...Amin

    BalasHapus
  3. menunggu seseorang yang akan saling memperjuangkan itu indah :)

    BalasHapus
  4. Gak ada yang lebih indah daripada dua orang yang sama-sama merindu dan bersabar menunggu kapan saat yang tepat untuk melabuhkan rindu itu. Hehe. Nyambung gak sih aku ngomong gitu, Dar?

    Bener sih, Dar. Ungkapan rindu kita ke seseorang itu gak harus dalam kata-kata yang diucapkan lantang, tapi bisa juga lewat doa kita kepada-Nya. Lebih indah yang gitu malah ya. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini cerita'a rindu sama orang yang belum ada Cha

      Kalo gitu jadinya Cinta Dalam Diam dong Cha hahaha :D

      Hapus
    2. Bisa jadi Cha. Bisa jadi~

      Hoiiii Ki Sanaaak~~~

      Hapus
  5. Syahdu, euy. :))

    Memperjuangkan keimanan. Masya Allah. Allahu Akbar!

    BalasHapus
  6. terkadang rindu kalo di pendam membuat tersiksa tapi itu lah perjuangan keimanan dalam menahan rindu

    BalasHapus
  7. Mmmmmmmmmm apa ini untuk si wHyu? Ehhhhhh hahaaa, asal nebak, salah abaiken ^^

    BalasHapus
  8. Pasti ada kok Dar, seseorang yang harus di tunggu dan diperjuangkan

    BalasHapus
  9. sweet, merindukan orang yang masih gak jelas hehehe.

    BalasHapus
  10. Sampai detik ini saya juga lagi menunggu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om obat kaki gajah lagi nungguin siapa? Kaki semut?

      Hapus
  11. menunggu? menunggu itu bakal indah kalau yang ditunggunya itu menunggukan kita juga

    BalasHapus
  12. tunggulah aku di kota itu tempat labuhan di semua mimpiku

    BalasHapus
  13. Berjuang dalam penantian. Tak henti perbaiki diri. Menunggu dia yang nantinya semoga menjadi pendamping dunia dan surga. Ah....

    BalasHapus
  14. Menjelma menjadi keping-keping kesibukan dalam mempersiapkan sebuah pertemuan.
    Hmmm.. lg melow banget kamu mba. :))

    BalasHapus
  15. Mba, meleleh aku bacanya. Luar biasa :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu terbuat dari lilin ya, mba? Bisa meleleh gitu :/

      Hapus
  16. Noh kan, meleleh dah main kesini. Baper ahh :((
    Rindu itu perasaan palimng tega ya. Suka tiba-tiba, gak permisi, eh bikin nyesek. Daraaa :(

    BalasHapus
  17. Balasan
    1. Jangan dibaca banyak-banyak, bang.
      Tiati diabetes~

      Hapus
  18. Daraaaa :'))
    Ini teh kenapa sayaang? Tulisannya menggelitik hati euy. Sukak. :'))
    "Sayangnya, kita terpisah jauh, oleh sesuatu yang tak pernah kutahu memiliki satuan apa." Yasalaam. Baper kubik.

    BalasHapus