Image Source |
Saya sangat bersyukur karena Allah telah pertemukan dengan mereka,
adik-adik yang sedang berjuang keras dalam menggapai mimpinya untuk melanjutkan
kuliah di perguruan tinggi. Sebab bertemu dengan mereka, rasanya seperti menemui diri saya sendiri, saat dua tahun yang lalu.
Menemui mereka, yang giat mempelajari soal-soal tes masuk perguruan
tinggi. Menemui mereka, yang sibuk bertanya dengan senior disana-sini untuk
meminta tips dan trik agar bisa lolos tes masuk universitas, terutama di
fakultas kedokteran yang katanya susah untuk ditembus. Menemui mereka, para
remaja tanggung yang semangat adalah sumber energi utama bagi mereka untuk
terus bergerak, untuk terus berusaha. Menemui mereka, yang membawa harapan
orang tua sebagai pemantik kemauannya untuk tidak lelah dan tak berhenti
belajar. Menemui mereka, yang lisannya tak pernah putus memohon kepada Yang
Maha agar dipermudah jalan mereka.
Menemui mereka, disaat saya terkadang lelah dan menganggap segala
amanah yang tergantung di pundak sebagai beban, seringkali membuat saya malu. Ya,
malu kepada diri sendiri. Karena secara kontekstual, yang kami pahami adalah bahwa
dalam lingkup ini, saya yang berperan sebagai tutor mereka, mengisi waktu
pertemuan kami untuk melakukan transfer ilmu yang dikemas dalam bentuk
bimbingan belajar.
Tetapi ada kenyataan yang benar-benar baru saya sadari, dan saya coba
untuk pahami dalam-dalam.
Kenyataan bahwa semua orang adalah tutor terbaik bagi seseorang. Dalam
konteks ini, boleh jadi bahwa peran utama sebagai tutor telah di-plot kepada
diri saya. Tapi secara harafiah, ada hal yang lebih daripada itu. Kenyataan bahwa
adik-adik yang seharusnya saya transferkan ilmu kepada mereka, tapi malah
merekalah yang telah menjadi tutor bagi diri saya pribadi. Mereka yang
mengajari saya tentang apa itu pantang menyerah, mengajak saya kembali
menyelami impian-impian yang telah saya ukir bertahun-tahun lalu, membawa saya
kembali kepada idealisme-idealisme yang tercipta saat saya menapakkan langkah
kaki terakhir untuk berpisah dengan masa putih abu-abu.
Mereka yang matanya jernih untuk menatap masa depan, walaupun harus berdamai
karena gagal pada kesempatan pertama.
Mereka yang kembali menghentak kesadaran saya, bahwa saya seringkali
lupa bersyukur, padahal telah Allah karuniakan nikmat untuk berada disini.
Berada di sebuah tempat dimana banyak orang yang menjadikannya sebagai pilihan
utama. Tapi saya seringkali abai, jarang sekali mentafakkuri mengapa Allah
takdirkan saya untuk berada disini, padahal boleh jadi banyak orang-orang lain
yang lebih baik daripada saya. Kenapa Allah takdirkan saya, seseorang yang mudah
mengeluh hanya karena kuliah yang susah, jadwal yang tak tentu, ataupun mata
yang lelah begadang, padahal boleh jadi ada orang-orang lain yang akan lebih
baik daripada saya jika memiliki kesempatan untuk berada disini.
Hal ini mengingatkan saya kepada perkataan seorang teman yang
disampaikannya pada saat orientasi kampus, “Kalian sadar gak, sih, dengan kita
yang berada disini, sudah ada berapa banyak mimpi-mimpi orang lain yang telah
kita hancurkan?” Dan pernyataan ini, yang disampaikannya dua tahun lalu, hingga
hari ini masih tersimpan dengan baik dalam memori saya.
Saya talah memilih untuk berada disini, dan Allah pun begitu. Dia
pilihkan saya untuk berada disini pula.
Maka, masihkah saya merasa berhak untuk bersantai, ketika keberadaan
saya disini adalah merupakan titik temu antara pengharapan dan segenap usaha di
masa lalu? Terlebih atas setiap doa Ibu dan Ayah yang tak pernah putus dipanjatkan kepada Yang Maha. Kenyataan bahwa Allah telah memilih saya untuk berada disini membuat
saya memahami bahwa Dia telah memiliki rencana bagi saya, sebuah rencana yang
tak bisa saya ketahui walaupun coba saya selidiki hingga ke akarnya. Tapi boleh
jadi, rencana itu adalah bagai tali-temali yang akan mengikat simpul kepada
pilihan-pilihan yang selanjutnya.
Karena memilih, seutuhnya dan sejatinya adalah tentang menerima.
Memilih, sejak awal, adalah tentang meminang takdir Tuhan. Memahami bahwa ada “Tangan
Lain” yang bermain dan ikut campur atas hasil dari pilihan yang kita genggam. Karena
manusia, sesungguhnya hanya bisa menanam. Dan Tuhan, dengan segala kuasa penuh yang
dimiliki-Nya, adalah yang berhak untuk menumbuhkan.
Sejujurnya, hanya sesederhana itu. Kau pahamilah baik-baik, maka
semoga kekecewaan akan terbang bersama angin musim gugur, meluruhkan segala risau
yang masih melekat pada dahan hatimu.
Lintang nol derajat.
Saat tugas, ujian, lomba, serta
skripsi berebut tempat untuk minta diselesaikan.
UI memang susah, apalagi masuk FK UI -_-
BalasHapusFK UI emang susah, eh tapi siapa yang kuliah di FK UI, Fif? -_-
HapusApa yang kita pilih hari ini, akan menentukan apa yg akan anda dapatkan di masa depan
BalasHapustepat banget mas, mencari jalan di masa depan adalah sesuatu yang sangat sulit, sedikit salah langkah maka habislah.
HapusNah ini, keren!
HapusTetap semangat mbak dara, kami selalu mendukungmu :)
BalasHapusSemangat juga, bro! Thanks :)
HapusSelamat berjuang untuk menyelesaikan apa yang sudah jadi pilihannya yes . .??
BalasHapusFK . . gue bayangin matkulnya aja udah ngeri ..
ngulik ngulik mayat gitu gak sih ..??
Iya, sejenis gitu, Ka. Tapi nyantai aja sih. Ngapain juga dibawa ngeri...
HapusFK... Heeee, setelah lulus kuliah lanjut Koass.
BalasHapusSetiap pilihan ada proses yg harus dilewati
Begitulah, Om :)
HapusAssalamu Alaikum Wr.wb dan selamat pagi, Pertama tama saya ijin Follow blognya ya, yang ke dua saya ucapkan Selamat karena sudah diterima di FK UI, saya jadu teringat masa masa Kuliah kalau bahas masalah seperti ini, saya dulu ambil jurusan PGSD di UNM Makassar
BalasHapusWa'alaikumussalaam wr wb dan selamat malam.
HapusPertama-tama saya ijinkan untuk memfollow blog saya, trus yang kedua saya bukan keterima di FK UI kok, Om...
Wah, om dulu kuliah di PGSD? Sekarang jadi guru, ya?
Tutor memang bisa dari siapa saja ka.. bahkan dari orang yang kadang kita sering gak anggap mereka justru menjadi guru yang luar biasa buat kita.
BalasHapusjangan hancurkan mimpi orang-orang yang sudah rela memberikan jalannya untuk kita dengan kemalasan. #Introspeksi diri deh aku jadinya
Iya, Mas :)
Hapussesusah itu ya masuk kuliah ? untung aja gue gak ada niatan untuk kuliah.. :v
BalasHapusNggg...
HapusTerus semangat mba
BalasHapus#Ganbatte
Hammasah! :D
Hapussemua ini sudah direncanakan dengan baik oleh Allah SWT
BalasHapussemanagt terus ya mba :))
Iya, Om Obat Herbal :))
HapusNgomong-ngomong, sariawannya udah sembuh, belum?
Dan sedikit bersyukurlah aku karena akhirnya ngga nerusin masuk FKH.. :P Ngga kebayang kalok harus berhadapan sama Kimia, Dar. Aku bencik pakek banget. -_-
BalasHapusTapiiii..
Beberapa kawan dan tetangga ku masuk FK UI, alhamdulillah mereka baik-baik aja kok. Emang sih ngga ada yang jadi blogger, at least uda terlalu sibuk pengabdian. :D
Biokimia itu seru, kak! Tapi emang harus jago "mengkhayal", secara yang dipelajari itu barangnya ghoib semua, gak ada wujudnya ._.
HapusIni kenapa pada bahas FK UI lagi sih...
Malesin ah. Aku uda keburu baper sama kimia-kimiaan. Huhuhu.. :( *ngga bisa move on*
HapusBesarnya dan kerasnya usaha akan sebanding dengan hasil yang didapat. Semangat ya, Cabuter, Calon Ibu Dokter :))
BalasHapusBesarnya dan kerasnya usaha akan sebanding dengan hasil yang didapat. Semangat ya, Cabuter, Calon Ibu Dokter :))
BalasHapusMakasih, Kak :)
HapusDari manapun dan siapapun kalau kita peka akan mendapatkan pelajaran, setiap langkah kita kan tersisip pelajaran. Cuma nggak semua orang menyadarinya.
BalasHapusOrang tua pasti pengen yang terbaik untuk anaknya. Sekarang tergantung kitanya bisa menggapai kesuksesan seperti yang di impikan orang tua kita.
Siap, Om!
Hapusgue gak sanggup dah kuliah FK, cumen kalo punya pacar anak FK, why not hahaha
BalasHapusKayaknya anak FK pada gak sanggup pacaran deh haha.
HapusMemilih adalah menerima. Saya setuju ini. Kalau kita yang memilih, kita harus menerima konsekuensinya. :)
BalasHapusYoih :)
Hapussemangat dan terus berusaha mba dara :)
BalasHapusSemangat juga, neng :)
Hapussantai boleh, ra, gue juga bikin tugas masih bisa santai ko. haha
BalasHapustapi tetep tanggung jawab sama apa yang jadi tanggung jawab sebagai masiwa FK. semangat \m/
Semangat semangattt \m/
HapusMbak De? Kesibukkanmu aduhai abis ya? disaat ada tugas, lomba, ujian, skripsi yang minta dikerjain, kami masih bisa nulis blog gokil. aku yang cuma tugas dan ujian aja, ngeluhnya minta ampun. Kamu Gokil. Kami gokil abis mbak *Sungkem
BalasHapusMungkin atas dasar inilah kata "prioritas" diciptakan, bang.
HapusAh, Bang Febri mah sibuk pacaran :p
ternyata anak fk itu orang-orang terpilih,
BalasHapusYang bener itu, setiap orang udah dipilihkan untuk berada di suatu kondisi karena udah ditakdirkan sama Yang Maha :)
HapusFk itu ngeri...
BalasHapusMayat orang aja diobrak abrik apalgi hati gue :'))
Doh baper :p
Hapusazeeg wahyu uda tebar pesona ke dara.....hahahhahahahha
Hapus*sambil mantau dari sini
Ini pada kenapa ._.
HapusDokter, cita-cita banyak orang. Tapi kalo ditelisik lebih dalam lagi, gak semudah itu ya buat meraihnya .
BalasHapusSemangattt
Semangat juga, Nis :)
Hapussemangat terus mbak,jalani dengan penuh cinta. *asek
BalasHapus(((jalani dengan penuh cinta)))
Hapustetap semangat ya, maju terus pantang mundur
BalasHapusKalau maju terus ntar nabrak, mas :))
HapusKalau lulus jadi dokter, salah satu pekerjaan mulia bagiku selain guru. Mereka berjuang untuk keselamatan orang lain dan itu pun nggak mudah dalam melakukannya.
BalasHapusKamu udah ngambil keputusan, jadi jalanin aja dengan baik sist. Resiko memang ada tapi hasil yang didapat pasti bikin seneng.
Wah, Selamat yah mba, selangkah lebih maju menuju cita-citanya :)
BalasHapusIya, Aamiin.
HapusOm, syaraf-nya masih kejepit? :O
Abaikan yang di gambar mba, jangan pernah dengerin pikiran negatif dari orang lain.
BalasHapusYoih, pus.
HapusEh iya, ini lupus eritematosus atau Lupus yang novel itu? :/
ngedenger inisial fk aja uda prestis banget ya dar
BalasHapusemang aku blom bisa masuk sana
mudah2an adekku tahun depan masuk FK deh xixiixix
Aamiin :)
HapusIkutan melatih sbmptn di anex, Dar?
BalasHapusIkutan gak yaa ._.
HapusMeluruhkan segala risau yang masih melekat pada dahan hatimu.
BalasHapusMantaplah!
Gue taunya FK itu French Kiss. Eh, maaf, malah ngaco. :(
French Kiss apaan sih, Yog? Merk permen terbaru yak?
Hapusartikelnya sangat menarik sekali ...
BalasHapusObat Herbal Buat Jantung