Image source |
“Tujuh puluh tahun!” Kau berkata pada diri sendiri. Mempertontonkan rona
bunga pada pipimu. Indah.
“Tapi kita masih saja seperti ini.” Ucapku bernada ketus. Sinisme telah
mencapai puncaknya.
“Setidaknya kita sudah merdeka!”
“Merdeka? Ya, merdeka tanpa perjuangan. Merdeka tanpa pernah merasakan
penjajahan.”
Kau tertawa. Tapi tawa itu sungguh tawa yang sumbang, sebuah tawa
tanpa rasa.
“Lalu? Menurutmu? Apakah kita harus dijajah sebelum merdeka?”
“Tepat! Ucapku mantap.”
“Cukuplah tujuh puluh tahun ke belakang Bangsa kita dijajah.” Hitam
matamu bergerak ke kiri, membangkitkan ingatanmu tentang masa lalu. Tentang buku-buku
sejarah yang kau baca. Tentang biografi para tokoh orde baru, orde lama,
reformasi. Hitam matamu semakin dalam, membuatku ingin menyelam ke dalam
pikiranmu. Ikut dalam arus sanubarimu.
“Tepat tujuh puluh tahun yang lalu para pahlawan telah berhasil
mengusir penjajah dari tanah kita. Proklamasi telah dikumandangkan. Itu artinya
kita telah merdeka, bukan?” Kau mencoba protes.
“Jika para pahlawan berhasil menumpas penjajahan, maka kemerdekaan ini
murni milik mereka, bukan kita.”
“Tapi kita adalah penerus mereka, dan kemerdekaan ini juga milik kita…”
Kau menoleh padaku. “Apakah kau masih merasa dijajah?”
Imajinasiku saat itu tak mampu memberi jawaban atas pertanyaanmu. Hitam
matamu semakin dalam, memperlihatkan sebuah jurang tak berdasar.
“Entahlah, yang pasti aku tak mau terjebak dalam euforia palsu ini.”
Tiba-tiba terdengar gemuruh tepuk tangan yang menggema. Sorak sorai
bergembira. Apa yang menyebabkan ini semua? Pandanganku menjelajah sekeliling. Pupil-pupil
orang tak dikenal yang berada di sekitarku tertuju pada satu titik. Lelaki di ketinggian itu!
Badannya berlumuran cairan yang asing bagiku. Ia tersenyum dengan
bangga, telanjang dada. Tanpa sungkan ia lemparkan semuanya. Manusia-manusia di
sekitarku bagai sakaw menunggu candu, brutal merebut “lemparan-lemparan” itu. Mereka
bilang inilah cara merayakan kemerdekaan, menikmati hadiah dari para pahlawan
terdahulu. Panjat pinang!
Di sudut yang lain kulihat rakyat yang lapar. Sorot mata putus asa
para petani yang kehilangan tanah garapan. Rintihan saku pengangguran. Iuran komite
yang mencekik. Semua suara tiba-tiba saja menjadi kontra dengan eufoni dan
harmoni, memecah gendang telinga, menyayat retina.
Rupanya kau juga melihat itu, realitas yang terlupakan. Jiwamu yang
sedari tadi tenang, kini bergejolak penuh dinamika. Sukmamu kusut masai.
“Kita… masih terjajah!” Kau tercekat, menyadari hal yang tak pernah
kau sadari selama ini. “Tujuh puluh tahun, kita berada dalam pembangkangan
terhadap esensi kemerdekaan itu sendiri… Distorsi hak asasi.”
“Lalu, apa hakikat merdeka menurutmu?”
“Merdeka adalah euforia membara saat kau menaklukkan sebuah pelenyapan
asa: penjajahan.”
***
"Kemerdekaan adalah
resistensi dalam menghadapi tekanan hidup, kekuatan besar dalam dirimu yang tak
mungkin diutak-atik oleh siapapun."
- Dara Agusti Maulidya,
single, Agustus ini kepalanya genap jadi dua -
Disclaimer:
Ini adalah flash fiction yang pernah saya buat di tahun 2012 sebagai kontribusi bagi program 67 Cerita untuk Indonesia. Karena saya posting ulang di tahun 2015, maka ada sedikit perubahan, yaitu mengubah setiap kata "enam puluh tujuh tahun" menjadi "tujuh puluh tahun" di dalam FF ini. Selamat membaca! Merdeka!
"Maksudnya adalah bahwa Indonesia tidak pernah betul-betul merdeka? Tidak pernah sampai sekarang. Sekarang Globalisme berkuasa. Semua dijadikan barang dagangan, bahkan juga politik, partai, dan manusia. Semua dipandang sebagai barang dagangan."
- Pramoedya Ananta Toer, dalam Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir -
Dr darlaaaaaku kau telah kmbaliiii
BalasHapusHiks lm amat ngilang ni bocahh
Merdekaaa
Airr di tempatku lum merdeka ni dar
Lg kekeringan
Btw flash fictionnya cetaarr
Dr darlaku ini dibaca begimana sih, Mba? Dar-la-ku? Atau Darla-ku? Atau Dar-LAKU? Hahaha.
HapusKangen, ya, Mba?
Loh, bukannya sekarang sumber air su dekat? Kenapa bisa kekeringan? Ini Agustus pula... Bukannya musim hujan, yak?
Cetar badai, gak nih Mba? Hehe makasiiiih :)
iya niihhh kamu mah ngilang gitu aja sama kayak si wahyu atau bebi
Hapushahahha...seraaaaahh ajaa gimana enaknya, betewei kamu ambil spesialis apa sih?
labil kayaknya musimnya nih
Kak Bebi kadang2 masih update, mba.
HapusSi Wahyu yang ngilang beneran. Kangen sama tu bocah haha.
Spesialis apa mba? Kuliah kah? Atau apa?
Iya, mba. Disini udah mulai kabut asap...
Iya jurusan kul nya ambil apa dar
HapusMasih dokter umum, mba :)
HapusAllahu akbar.... Pantes tadi malam gue mimpi buruk... Ternyata ada yang ngomongin gue dibelakang....
HapusMERDEKA GAK MERDEKA YANG PENTING HARUS BISA TETAP NGEBLOG!!!
BalasHapusIye kan jak lah ape kate abang nih wkwk
HapusMerdekaaa ! Walau masih belum begitu ngerti sama ceritanya tapi intinya 70 tahun ini belum ada perubahan yang berarti? gitu kali yak? hehehe
BalasHapuspokoknya merdekaaaa!!! :D
Merdekaaaa
HapusKata-kata Pramoedya ngena banget. :))
BalasHapusRintihan saku pengangguran. Ini kok berasa buat gue. :(
Merdeka hanya untuk mereka yang punya banyak uang, ya. Kaum-kaum yang kalangan bawah boro-boro mau ikutan lomba, mau makan aja susah. :')
Bu... Bu... Bukan maksud buat kamu, Yog. Beneran...
HapusNah, iya. Itu maksudnya.
Saya belum merdeka Dar
BalasHapusHati ini masih sering dijajah sama cewe lain :v
Cewek lain? Cewek lain yang mana, Ki? Jadi ada ya, yang selain aku?
HapusWahaha becandaaa
Iya Dar ada cewe lain selain kamu hahaha :D
HapusOh jad ini ya balasan kamu ke aku, Ki... Kamu jahat! Jahatttt!!!
HapusHahaha
Saya gak jahat kok Dar, cuma menjalankan sunah aja
HapusKan 1 orang laki" boleh punya 4 Istri
Hahaha :D
Sunah paan. Yang wajib aja belum dikerjain...
HapusSatu aja kamu belum punya, udah mau empat... Gimana sih Ki Sanak -_-
hahaha yang wajibkan belum waktunya Dar
HapusYah gpp Dar, direncanakan dari sekarang :D
Btw Kamu mau jadi yang keberapa? pertama, kedua, ketiga, atau keempat? :D
Lebih baik aku diracun daripada di-madu, Ki...
HapusTapikan Madu itu manis Dar, kalo racun udah pahit bisa bikin mati lagi
HapusMending dimadu aja
Bodo amat manis. Daripada makan ati setiap hari. Aku masih belum siap dimadu, Ki. Gak siap lahir batin :/
HapusEnak lo Dar tiap hari makan sama ati ayam atau ati sapi :D
HapusTrus kapan dong siap'a Dar?
Kita doakan saja semoga negeri ini biisa merdeka sebenar benar merdeka :-(
BalasHapusIyaaa :)
HapusRasa keadilan itu masih belum ada di negara ini :(
BalasHapusMungkin rasa strawberry, coklat, kacang, durian, ada mba...
HapusIndonesia tidak pernah betul-betul merdeka..
BalasHapusNgena banget ini Dar..
kita memang belum merdeka. Secara tdk langsung kita masih dijajah. masih banyak yg perlu dibenahi,
Merdeka mungkin hanya untuk kalangan keatas doang ya Dar,,
Hmmm. Iya mungkin gitu, Lan. Rasa-rasanya udah merdeka, tapi berasa dijajah juga.
Hapusmerdeka, meski belum paham dengan ceritanya hehe
BalasHapusYang penting merdeka lah pokoknya :D
Hapussepertinya Indonesia belum merdeka sepenuhnya
BalasHapusmasih dijajah oleh budaya-budaya asing
*_*
HapusWidih merayakan 17an pake flash fiction :D
BalasHapusSemoga Indonesia bisa terbebas dari globalisme, jika bukan mereka yang mengubah.
Maka mungkin kita sebagai anak bangsa yang bisa mengubahnya :)
Siap grak!
Hapusmemang kita belum merdeka seutuhnya karena banyaknya orang yang masih terasing di negeri sendiri.
BalasHapuskrisis kepemimpinan membuat cara berfikir kita lebih terbelakang yang hanya ingin menylahkan orang lain.
semoga saja dihari depan kita bisa merdeka seutuhnya bukan cuma tertawa untuk menyembunyikan kesedihan tapi lebih ke tertawa yang mengobati kesedihan :)
Nah!
Hapusnyatanya kita masih dijajah, ekonomi, budaya dll
BalasHapusNgerasain juga, bang?
Hapusmerdeka ga merdeka tetap harus semangat cari uang :D
BalasHapusJadi... Batu ginjal udah berhasil ngalahin batu akik, belum?
Hapuskjalau belum merdeka mungkin itu buat yang menganggap belum merdeka aja, kalo gue sih nganggepnya sudah merdeka
BalasHapusYa terserah juga sih. Bebas-bebas aja mau dianggap apa. Dianggap cuma teman juga gapapa kok :/
Hapus*tiba-tiba baper*
Wih keren ceritanya, emang secara hukum sudah merdeka. Tapi secara hal lain masih belum.
BalasHapusKata-katanya keren tuh, salam kenal ya kak :)
Setuju!
BalasHapuskapan indonesia bisa sepenuhnya merdeka, lagi nungguin :(
BalasHapusartikel yang keren sekali ..
BalasHapusObat Herbal Buat Jantung