Assalamu’alaikum!
Udah pada tahu, kan ya, kalau akhir-akhir ini orang-orang pada
ngeributin soal JKN BPJS?
Iya, katanya BPJS haram. Eh, bukan haram juga sih sebenernya. Menurut
MUI, sistem BPJS yang ada saat ini masih belum sesuai syariah. Lah, kan kalau
belum sesuai syariah, tetep aja gak berkah jadinya… Padahal saya selalu
ngompor-ngomporin teman, tetangga, keluarga, dan hampir semua orang yang bisa
saya komporin supaya ikut jaminan kesehatan nasional.
Image source: http://halal-or-haram.com |
Ini dilematis banget!
Di satu sisi, saya dapat melihat bahwa terjadi banyak sekali manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat. Misalnya saja, biaya persalinan yang
ditanggung, bahkan hingga operasi sectio caesaria
selama itu diperlukan sesuai dengan indikasi. Atau contoh lainnya, yaitu cuci
darah (hemodialisa) yang tidak dipungut biaya untuk para pasien gagal ginjal. Hadirnya
JKN tentu saja mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya.
Menimbang dari besarnya manfaat yang didapatkan masyarakat, membuat
saya kembali merenungkan ijtima’ dari
para ulama MUI. Saya sadar, bahwa ada beberapa hal yang salah dalam sistem JKN
ini. Dan semua itu tentu saja membutuhkan perbaikan yang nyata. Jika ada
hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah, maka harusnya kita perbaiki sitemnya,
bukan serta merta “mengharamkan” BPJS. Membunuh tikus tidak harus dengan
membakar lumbung, kan?
Statement dari Pak Syafii
Antonio, seorang pakar perbankan syariah di Indonesia sungguh menentramkan hati
saya. Intinya, beliau mengatakan apabila sistem JKN hendak diperbaiki, maka proses
itu tidaklah ribet dan hanya butuh waktu selama 3 bulan saja, atau bahkan bisa
lebih cepat daripada itu. Semoga saja Allah memberikan kemudahan bagi para stakeholder untuk memperbaiki sistem
yang ada saat ini.
Beberapa hari yang lalu, sempat heboh juga tentang sebuah tulisan yang
“mengharamkan” beasiswa LPDP. Well, udah
pada tahu LPDP itu apa? LPDP adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Jadi nih,
yang dipermasalahkan oleh sang penulis artikel tersebut adalah tentang sumber
pembiayaan beasiswa LPDP. Karena menurut sang penulis artikel, pendanaan awal
beasiswa ini memang dari APBN, tetapi dana APBN (dana abadi) ini selanjutnya akan
diinvestasikan dalam bentuk deposito dan SUN. Sehingga bunga yang didapatkan
dan menjadi sumber pembiayaan beasiswa ini tergolong riba. Dalam agama Islam,
riba jelas sekali keharamannya.
*narik napas panjang*
Kalau dipikir-pikir, ini dilematis juga sih. Ah, tapi entahlah. Saya masih
perlu konsultasi ke banyak pihak yang memiliki kapabilitas dalam bidang syariah
seperti ini. Kalau ada teman-teman yang ngerti, plis bimbing saya supaya
ngertiiii T_T
Saya kemudian sharing ke Ibu
saya mengenai hal ini. Kenapa ke Ibu? Karena Ibu saya sering memotivasi saya
agar kelak bisa mendaftar ke program beasiswa LPDP apabila hendak melanjutkan
S2 ataupun program spesialisasi dokter (padahal anaknya baru mau masuk semester
5 coba -_-). Jadi gini, Ibu saya punya teman. Nah, temannya ini punya suami.
Suaminya itu sekarang sedang melanjutkan S3 di Spanyol dengan beasiswa LPDP.
Makanya Ibu saya sering banget menceritakan tentang suami temannya itu ke saya,
supaya jadi motivasi.
Saat saya ceritakan ke Ibu saya tentang sumber pendanaan beasiswa LPDP
yang berpotensi tergolong riba dan bisa saja menjadi sesuatu yang haram, maka
jawaban Ibu saya cukup simpel. Kata beliau, daripada dananya habis dikorupsi,
yah mending dikucurin buat beasiswa. Kalau orang korupsi kan malah nambah dosa
lagi. Gitu. Ini tanggapan Ibu saya sebenernya gak solutif sih…
Heran deh, ini apanya yang keliru sih sampai-sampai beasiswa LPDP aja
punya potensi jadi haram... Ya Allah -_-
***
Dua hari yang lalu, saya mengalami sebuah “kecelakaan dapur”. Maklumlah,
anak gadis kalau lagi masak, hehehe. Saat itu saya kecipratan minyak panas. Sesuai
teori yang pernah saya dapatkan saat kuliah, apabila kita mengalami luka bakar,
maka hal yang harus segera dilakukan adalah diirigasi dengan air mengalir agar
menghilangkan penyebab dari luka bakar tersebut. Setelah selesai melakukan irigasi,
saya mengoleskan luka bakar tersebut dengan madu.
Alhamdulillah bekas cipratan minyak goreng itu tidak sampai
menimbulkan bula (gelembung berisi cairan), tetapi hanya sebatas warna yang
belang saja di kulit saya. Hiperpigmentasi.
Melihat kulit anaknya yang jadi belang-belang, Ibu saya menyarankan
untuk memberikan salep dengan merk bioplacent*n. Tujuannya agar warna belang
yang timbul itu menjadi hilang. Saya yang tidak terlalu ambil pusing dengan
warna belang ini hanya bisa menolak dengan halus. Menurut saya, diberi madu
saja sudah cukup. Tapi Ibu saya tetap kekeuh menyuruh saya menggunakan salep
tersebut. Saya juga tetep kekeuh gak mau pakai salep itu.
Iseng-iseng, saya coba browsing tentang
kandungan salep tersebut. Saya baru ngeh,
bahwa salep tersebut terbuat dari ekstrak plasenta, sehingga sangat baik
dalam regenerasi sel kulit.
PLA-SEN-TA?
Ini halal ya emangnya?
Plasenta atau ari-ari yang
digunakan dalam salep ini masih belum jelas berasal dari organisme apa, entah
plasenta manusia, sapi, babi, kambing, atau yang lainnya. Sesuatu yang masih
belum jelas kan tergolong abu-abu, dan yang abu-abu sebaiknya dihindari.
Ya Allah… Ini gimana sih sebenernya?
Yang halal makin sulit ditemukan?
Atau yang haram makin mudah didapatkan?
Sedih… :(
Eh, ngomong-ngomong, kamu dan aku
juga belum halal, kan, ya? :’)
wa alaikumsalam...
BalasHapusMaka dari itu manusia diberi kelebihan akal dan fiqiran untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Yang bermanfaat belum tentu baik dan yang baik belum tentu manfaat.
Yap. Betul banget, mas :)
HapusHmm baru kamis kmaren akunoperasi karena kguguran, tp ga sempet ngurus jkn dr darlakuuuhh
BalasHapusJadinya habis biaya buanyak hiksss
Cedih
Yang tabah, ya, mba. Allah akan berikan ganti yang lebih baik, kok :)
Hapusjadi pengen halal eum :)
BalasHapusPengen... halal...? :/
Hapusnice artikel
BalasHapusmembingungkan ya, aku gak banya sih tentang bpjs, jaadi gak bisa omentar,pokoknya membingungkan lah mui itu
BalasHapus^ Trus ini apa?
Hapusgaa ngerti soal BPJS :) tapi, izin nyimak mba :)
BalasHapusSok atuh, silakeun :)
HapusWa alaikum salam ukhti.
BalasHapusDuh masalah ini lagi ya. Kayaknya trending topic everywhere deh :')) Yah mau gimanapun juga, semoga BPJS indonesia kekontrol dan terlaksan dengan baik ya neng.
Aamiin :)
Hapusmau jawab pertanyaan yang ini dulu:
BalasHapusEh, ngomong-ngomong, kamu dan aku juga belum halal, kan, ya?
Bisa nggak dihalalin? :)
yang pasti BPJS banyak manfaatnya untuk saat ini, dg tidak adanya alternatif lain.
jadi saya anggap halal aja :)
Dihalalin...? :/
HapusFatwa MUI yang terbaru, BPJS gak jadi haram :)
Tadi sempet ngira 'halal' di sini nyari suami, haha. Ternyata BPJS, beasiswa sampai plasenta. Eh tapi di akhir ngasih kode juga :/
BalasHapusIya sih, bingung juga kalo hal banyak manfaat kayak BPJS difatwa haram :(
Oh... jadi kalimat terakhir itu termasuk kode, ya hahaha
HapusSurabaya, Aktual.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menyatakan, bahwa sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang diberlakukan pemerintah terdapat masalah dari sisi syariah. MUI sekaligus menepis bahwa fatwa tersebut sengaja digulirkan untuk kepentingan tertentu.
BalasHapus“Enggak ada, bisnisnya siapa? Enggak ada. Itu keluar dalam rangka Ijtima Ulama, ada sekitar 700-an Ulama se-Indonesia, masa mereka dimanfaatkan BPJS?” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’aruf Amin di Ponpes Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).
Tak Sesuai Syariah, BPJS Kesehatan Perlu Diperbaiki
Yang terbaru kan BPJS gak jadi haram :)
HapusMengapa MUI mengharamkan BPJS? biar ada kerjaan.
BalasHapusNgggg....
HapusJadi pusing sendiri kan bahas ginian Dar
BalasHapusMau sehat aja susah di Indonesia
Yang boleh sakit cuma orang kaya, yang bisa bayar biaya rumah sakit
Kalo orang miskin dilarang sakit
#True
Baca gini aja jadi pusing, ya, Ki? Pusing kan sakit juga :P
HapusPusing 7 keliling Dar :D
HapusIya yah pusing kan termasuk sakit
Besok" ga usah dibaca deh biar ga pusing :D
Pusing 7 keliling? Kayak tawaf aja, Ki. Keliling 7 kali xD
HapusWaalaikum salam..
BalasHapusMemang harusnya sistemnya yang diperbaiki.. mengingat BPJS sangat membantu orang banyak..
kadang kita gatau apa yang dipake halal atau haram.. karena ada juga oknum-oknum memakai apa saja (ga penting halal/haram) untuk kepentingan ekonominya sendiri.
Nah! :)
HapusKita semua sepertinya juga masih menunggu keputusan selanjutnya dari MUI. Berharap keputusan tersebut berubah.Mengingat layanan BPJS adalah layanan yang sangat meringankan masyarakat indonesia, terlebih lagi masyarakat yang berada di kalangan menegah ke bawah.
BalasHapusJika memang seandainya prosedur yang telah berjalan tersebut HARAM. Saya mengharapkan pihak MUI memberikan solusi atau merubah serta menunjukkan jalan keluarnya. Agar yang haram itu bisa jadi halal. Karena kalau BPJS tersebut dihilangkan kebayangkan bagaimana nasib rakyat kecil yang hanya menggantungkan biaya pengobatan keluarganya pada layanan BPJS ini ?
Kalau dihilangkan secara menyeluruh, pasti akan merombak habis lagi semua yang berkaitan dengan BPJS ini, mulai dari Istansinya, orang2 yang bekerja di layanan tersebut. Dan hal ini tentu akan merugikan banyak pihak, tidak hanya pihak konsumen saja lagi...
BPJS gak jadi haram :)
HapusWaah iya Dar, ini jadi trending topic banget akhir2 ini. Duuh, semoga sistem JKN cepat diperbaiki dan sesuai dgn syariah yaa.
BalasHapusEeh aku baru tau kalo bioplacent*n itu terbuat dr ekstrak plasenta Dar.. :( tapi plasenta apa dulu ini yaa
Kalimat penutupnya gak kuad qaqaaaaa ~~
Nah, iya. Bioplacent*n itu masih belum jelas dari plasenta apa...
HapusKalimat penutup yang mana, Lan? Kok aku gak kebaca, ya? :p
sepertinya si penulis ingin cepat2 ada yg menghalalkan *hihihi
BalasHapushalal itu mudah,selama tidak mencuri kesempatan
*ingin cepat2 ada yg menghalalkan* hahaha
HapusNgapain mencuri kesempatan? Mendingan mencuri yang lain, bang :D
Saya juga jadi galau soal BPJS itu :((
BalasHapusJangan galau lagi... BPJS gak jadi haram, kok :)
Hapusiya itu lagi hitz si bpjs yang diharamkan .. kok diharamkan yaa -_- membingungkan itu mui :D
BalasHapusAkhirnya kan gak diharamkan, kak :)
HapusTetep aja ujungnya soal aku dan kamu yang belum halal. Huwahaha. :)))
BalasHapusYa, begitulah Indonesia. Selalu ada masalah yang aneh-aneh. Terkadang masalah-masalah emang diciptakan untuk pengalihan isu. Biasanya, sih. XD
Entahlah. Belum pernah pake BPJS juga gue.
Hahaha.
HapusBukan biasanya, Yog. Tapi "seringkali".
BPJS gak jadi haram, nih. Daftar aja sekeluarga :)
"Membunuh tikus tidak harus dengan membakar lumbung, kan?"
BalasHapusini bener banget. Tapi di rumah saya banyak tikus, susah dibasmi :( #salahfokus
Dikit-dikit di haram-haramin, kan kasian :(
nah iya, betul di sistemnya. kan mau fasilitas sebagus apa juga kalo sistemnya kacrut ya yowis, ancur. kasian nama PJS jadi jelek, padahal kegunaannya banyak banget :(
Nggg... itu... beli aja permen tikus :/
HapusHarus ada pemulihan nama baik, ya kan, Mas?
setuju nih ra, sama "yang abu-abu harus di hindari" roti juga kalau udah jadi warna abu-abu kan harus dihindari, takut haram, kayak bpjs yang diberitakan haram. haha :D
BalasHapusRoti warna abu-abu itu gimana? Udah jamuran, gitu?
HapusKalau iya, mestinya emang dihindari. Gak baik buat kesehatan. Sama kayak rokok. Haha
masih aja bahas rokok -__-"
Hapusudah berenti ko ra, tapi pas tidur doang :v
Yg nulis udah ada yg mengHalalkan belum ya ?? :p
BalasHapusIni soal ujian ya? Susah amat ngejawabnya haha
HapusBerari secara gak langsung Pak Antonio yang jelas-jelas pakar ekonomi syariah, menyatakan BPJS itu kurang halal.
BalasHapusMasya Allah, sy kagum dengan mbak yang masih memikirkan hal seperti ini.
BalasHapusUntuk riba, dunia sekarang setiap individu sangat bisa bertemu dengan riba. (Apalagi di Indonesia). Entah itu karena perilaku orangtuanya, atau bahkan org itu sendiri yang tdk tahu menahu ttg riba. Padahal kan Allah tdk menyukai orang2 yang tdk ingin mencari tahu.
.
Produk halal pun begitu, skrg ghozwul fikri begitu hebat melanda umat islam. Apa saja dilakukan untuk menghancurkannya.
.
Untuk yang keragu2an itu sy setuju. Syubhat itu lebih baik ditinggalkan.
Terimakasih Sharenya
BalasHapus