Image source |
Kau tahu dimana letaknya jendela hati?
Iya, ada di matamu.
“… dari mata turun ke hati.”
Dan, begitulah fitrahnya. Manusia memang cenderung mencintai
keindahan. Menyelami segala rasa melalui sebuah jurang tak berdasar yang terpancar dari pekat
hitam iris mata. Kemudian merangkai kesimpulan tentang suka ataukah terbaliknya
karena sebuah interpretasi ilusi.
Karena yang ternampak hanyalah ilusi, maka diri terkadang tak pernah
mempercayai kasat. Mengapa harus menurut; ketika wujud seringkali semu?
Ada. Masih ada hal yang lebih hakiki. Tentang sesuatu yang telah Dia
tuliskan antara kau dengan dirinya. Tentang batas, tentang pagar, tentang
jeruji yang tak seharusnya kau langgar. Akan ada waktunya. Sudah ada
skenarionya. Dan kau, jadilah pemeran utama yang mengagumkan; dengan tidak
menerabas bebas segala batas; pagar; serta jeruji itu.
Maka, ketika asumsi manusia seringkali mengaburkan apa yang seharusnya
ditampakkan oleh makna, disitulah kiranya diri perlu membingkai sebuah alat
bantu. Membingkai sebuah kacamata pemahaman, agar tujuan menjadi gamblang, agar
niat tak salah arah, tak bergeser, pun jika itu hanya sepersekian mili.
Hakikatnya, bingkai kacamata memang membatasi ruang pandang-mu, tapi
dia membantumu untuk melihat segala objek secara lebih jelas. Menjatuhkan titik
fokus mata agar berada tepat di retina-mu. Karena yang terbaik selalu saja
memiliki komposisi yang tepat. Tidak lebih. Tidak kurang.
Begitu pula dengan bingkai pemahaman yang baik. Semoga waktu berkenan
untuk mengajarkan.
Khatulistiwa, penghujung April 2015.
Semoga minus mata gak semakin bertambah.
dari hati turun ke kaki :D
BalasHapusBaru pernah liat kalimat beginian :v
Hapusaku sangat suka dengan kata ini "Mengapa harus menurut; ketika wujud seringkali semu?"
BalasHapusamin,semoga mata mbak gak bertambah minus,kalo mata minus susah melihat dengan jelas,seperti aku minus 250 -_-
Kamu minus 250? Kanan kiri sama?
HapusGue baca tulisan ini dan mulai buram pandangan. Semoga ini bukan ilusi dari penulis. hehehe
BalasHapusMas Daniiiii!!! Lama gak muncul, nih. Apa kabar "Ilusi si Ilusiana"?
Hapuskok baca tulisan yang ini agak melow gini ya mbak,semoga mata mbak minusnya gak bertambah.Amin
BalasHapusHmmm ini melow, ya...
HapusBait kata yang membuat saya untuk lebih menghargai....benda yang satu ini
BalasHapusBuat yang pakai kacamata pasti bikin mikir-mikir lagi.
HapusMikir menghargai barang ini.
Harus dibarengi juga dengan menghargai anugrah penglihatan yang udah Allah kasi secara cuma-cuma ke kita. Semoga bisa menjaga dengan baik :)
HapusKamu umurnya berapa? kok udah minus matanya.
BalasHapusAku kerja kebanyakan di depan komputer, saat ini si nggak ada keluhan apa-apa. Cuma baca tulisan kamu, malah jadi kepikiran.
Aku juga awalnya gak ada keluhan apa-apa, Om. Soalnya ya kalau kuliah seringnya duduk di depan, jadi kesannya semua hal mengenai penglihatanku kondisinya baik-baik aja. Baru beberapa bulan yang lalu aku sadar kalau tulisan di slide gak kebaca jelas pas aku duduk di belakang. Akhirnya periksa mata, dan rupanya udah minus 0,5. Sekarang belum periksa lagi, takut nambah aja...
HapusRadiasi gadget itu pengaruhnya super cepat ke mata, dan jarang kita sadari kalau penurunan fungsi penglihatan masih kecil. Coba screening mata aja, Om. Mencegah lebih baik, kan?
Eh iya, itu nanyain umurku udah berapa?
Sekarang aku dimana, Om?
Namaku siapa?
Sedang apa aku disini?
*langsung amnesia*
perenungan yang sangat mendalam ya Dar...
BalasHapus#lalu tarik napas dalam dalam
Jangan lupa dihembuskan, kak. Kalau udah narik napas dalam-dalam dan ditahan lama-lama bisa bahaya :D
Hapus*aku baru tahu kalo ada kata ternampak*
BalasHapusMata itu jendela hati. Kalo dari mata turun ke hati. berarti jendelanya tinggi. Iya, ini komentar gak penting dan gak jelas sama sekali. ._.
*aku juga baru tahu kalo kamu baru tahu ada kata ternampak*
HapusKalau jendelanya tinggi, cobalah untuk memanjati.
Jika komentarmu gak penting dan gak jelas sama sekali, masih perlukah untuk aku balasi?
Kalau mata bertambah minusnya, jangan salahkan bingkai hatimu karena yang salah adalah 'frame kacamatamu ... terpilih kacamata dgn setengah berbingkai ... hehehe ... nyambung gak ya..? :P
BalasHapusDisambungin aja mah. Penulis mah bebas :D
Hapuspenulis mah bebas \m/
HapusYeay! Penulis mah bebas! :D
HapusInspirasinya dari bingkai kacamata, bisa nyampe bingkai pemahaman. Dasar. Penulis mah bebas :P
BalasHapusDasar :p
Hapusmungkin yang kau butuhkan adalah wortel,,, semoga minusnya gak bertambah, semoga matamu normal kembali
BalasHapusVitamin A :)
HapusAduh kayaknya gue juga bentar lagi batas gue juga dibingkai nihh . . keseringan laptopan bikin gue udah beranjak juga ke minus . . :'(
BalasHapusJangan sampe deh . .
Semoga kamu juga sembuh ya dari minus . .
Emang mata minus bisa sembuh, ya, Ka? Beneran? :/
HapusGue 1,5.... Errr dan kayaknya bakalan nambah nih gegara liatin masa depan percintaan gue. Buram...
BalasHapusOke sorry. Skip
jadi 2,5~
HapusNgenes amat, Yu.
HapusBingkai kacamata pemahaman, agar pandangan fokus dan lebih objektif..
BalasHapusNah!
HapusBahkan apa yang ada di dunia ini saja adalah semu,
BalasHapusdunia ini bagai panggung sandirwara :3
dasar anak FK, ada saja kalimat yang berbau kedokteran :)
Ngomong2, kalau setiap manusia mempunyai bingkai pemahaman sendiri2. Apa ada kemungkinan akan terjadi crash antar pemilik bingkai di saat fokus meraih tujuan? :o
Namanya juga penulis, bang. Penulis mah bebas :D
HapusHmm... Aku juga baru kepikiran, nih... Kan masing-masing orang memang punya bingkai pemahaman sendiri, ya... Tapi kayaknya gak akan terjadi crash, deh...
Saya suka ceritanya mbak, mata memanglah jendela hati manusia hehe slam kenal, senang bisa blogwalking di sini :)
BalasHapusSalam kenal juga :) *sungkem*
HapusMembingkai kesetiaan aja ah.. :3
BalasHapusDari minus kacamata menjadi rangkaian kata yang sangat kasat dan jadilah sebuah artikel tingkat tinggi.... Jago nyusun kata-kata puisi ya??? Keren euy
BalasHapus