Selasa, 24 Maret 2015

Karena Kau Adalah Puisi Rindu

Berkilau tapi tak intan.
Terijabah tapi tak pula doa.
Pun, kau tapi tak aku…

Image source

Untuk kau disana,
Seseorang yang telah Allah sandingkan nama kita
Bahkan sebelum kita pernah bertemu.

Kau tahu, kan?
Bahwa kelak, ketika kita sudah bersama nanti,
Kau akan menjadi orang yang harus kuutamakan
Bahkan jika dibandingkan dengan ibuku sendiri.

Maka,
Izinkanlah aku
Menjadi bakti yang sebenar-benarnya
Dalam membersamai senjanya hari-hari matahariku itu.


Untuk kau disana,
Seseorang yang telah Allah pilihkan tulang rusuknya
Untuk mencipatakan aku.

Kau juga sudah tahu, kan?
Bahwa  kelak, ketika sudah bersama nanti,
Segala perintahmu adalah wajib bagiku,
Selama itu tak melanggar syariat-Nya.

Maka, izinkanlah aku
Mencintai kesendirian ini
Hingga datang saatnya
Harus mencintai menghabiskan waktu berdua
Denganmu.


Untuk kau disana,
Seseorang yang sejadahnya akan terhampar
Satu shaf di depanku.

Bersabarlah.
Aku tak mungkin membersamai dirimu
Untuk saat ini
Dengan iman se-labil ini
Dengan iman se-rapuh ini
Dengan iman yang… se-begini adanya.

Maka,
Izinkanlah aku
Untuk terus bertumbuh dan memperbaiki diri.
Agar kelak, bisa menjadi seseorang yang pantas.
Seseorang yang benar-benar pantas.
Untuk Allah sandingkan
Denganmu…



Regards from the future,

Tulang rusukmu yang  hilang

30 komentar:

  1. Aih. So sweet. :)
    Seharusnya nggak perlu minta izin. Kalo dia tau, bakalan sama-sama saling mengingatkan untuk memperbaiki diri. :))

    BalasHapus
  2. Hahaha.... Dipendem dulu, besok kalau mau dikeluarin dianya idah punya gandengan. Yahhhh :((

    BalasHapus
  3. Om om pada meleleh pasti kalo liat nih puisi :)) ecieeeehh

    BalasHapus
  4. Akan tiba saatnya, maka sabar perlu adanya.. :D

    BalasHapus
  5. Demi neptunus ini kok so sweet banget yaaak. :')) Seseorang yang sejadahnya akan terhampar satu shaf di depanku. Parah!

    BalasHapus
  6. puisinya dalem ,aih, smangat neng,terus berkarya :)
    oiya kamu dapat award dari aku,maaf ya hehehe
    silahkan cek disini http://www.ohandrian.com/2015/03/liebster-award-discover-new-blogs-.html

    BalasHapus
  7. Aduuuh...merinding bacanya kak :')
    Keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Merinding itu definisinya bikin bulu kuduk berdiri bukan sih? Hehe. Makasih yaaa :)

      Hapus
  8. O_o ini perlu dibales nggak? *biasa suka ngebales puisi orang*

    aku baru tau ada istilah "membersamai"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mau dibales mah sok atuh, Haw. Silakeun :)
      Iya, sih, itu istilah "membersamai" juga aku ga tau dapat ilham dari mana, tiba-tiba muncul aja itu kata-kata :D

      Hapus
  9. Semoga "dia" yang engkau maksudkan membaca puisi ini ya . .
    Kayaknya dari hati banget bikinnya . . lagi kasmaran yaa . . Cieee . . Cit cuit. . *lalu diusir*

    BalasHapus
    Balasan
    1. "dia" yang dimaksud di tulisan ini juga aku ga tau siapa kok :(

      Hapus
  10. ahaha keren banget nih, sweet banget

    BalasHapus
  11. yg terpenting sekarang adalah memantaskan diri karena Allah telah berjanji bahwa yg baik pasti akan mendapat yg baik pula :)

    BalasHapus
  12. puisinya keren. dan terkesan romantis juga.

    BalasHapus
  13. Aih keren diksinya, ingin rasanya dikirimi puisi begini.

    BalasHapus
  14. ini keren mbak, tetep sabar dalam sendiri,
    alloh udah nyimpen 1 ko buat yang mengimami kelak. *benerin kerah* *kerah abri*

    BalasHapus