Senin, 29 Juni 2015

Sebab Pelangi, Kini, Tak Lagi Berwarna-warni

Assalamu’alaikum wr wb. Apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu dalam dekap lindungan dari Allah SWT.

Sebenarnya, pada Ramadhan kali ini, saya lebih memilih untuk meng”kupu-kupu”kan diri dari dunia perbloggeran. Memilih untuk vakum memposting tulisan maupun komentar di blog, dikarenakan suatu alasan yang rasanya tidak perlu saya ceritakan. Tapi tidak untuk hari ini, di hari ke-12 Ramadhan. Ada keresahan begitu mendalam yang saya rasakan. Sebuah keresahan yang membuat saya memutuskan untuk menuliskan artikel ini. Disini, hari ini juga.
***

Selasa, 16 Juni 2015

Menunggu...

Jika kamu sudah bangun dan membaca tulisan ini. Tenangkanlah dulu pikiranmu sejenak. Resapi segenap suara alam di sekeliling. Rasakanlah betapa Dia telah melimpahkan segenap nikmat-Nya kepadamu. Dan, mari bersyukur :)

Kini, akan kuceritakan sebuah kisah padamu. Kisah yang telah berlalu melewati banyak masa. Semoga kita –kau dan aku– dapat mengambil hikmahnya, baik yang terang benderang maupun yang samar dan tak kasat.

Minggu, 14 Juni 2015

Maen Yoook: Karena Pendidikan Bukan Sekedar yang Formal Saja

Bermula dari ajakan Bang Ero  di grup facebook Komunitas Blogger Pontianak. Bang Ero mengajak para buda’ blogger untuk berpartisipasi di sebuah kegiatan dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Anak Sedunia. Kegiatan ini bernama “Maen Yoook”, terselenggara atas kerjasama antara Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Perpustakaan Daerah Kalimantan Barat, Bank Kalbar, dan beberapa komunitas yang ada di Pontianak. Kenapa dinamakan “Maen Yoook”? Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, “maen yok” berarti ajakan untuk bermain bersama. Bisa ditafsirkan menjadi “Yuk, main!”. Satu diantara tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah melestarikan permainan rakyat yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak masa kini. Maka, pada kegiatan ini, selain dongeng anak dan pameran buku, diadakan pula permainan rakyat seperti gala hadang, bakiak, ular naga panjang, kejar benteng, tembak getah, congklak, buah lima, dan sebagainya.

Kebetulan, hari Sabtu ini jadwal kuliah saya sedang kosong. Saya pun menerima tawaran untuk berpartisipasi di kegiatan tersebut. Acara akan dimulai pada pukul 7 pagi di SDN 09 Pontianak, jalan RE Martadinata. Dan setelah berkoordinasi dengan Bang Ero melalui sms, kami sepakat untuk ke tempat acara pukul 6 pagi karena harus menyiapkan beberapa hal untuk permainan rakyat.

Rabu, 10 Juni 2015

Apakah Memang Se-Tabu Itu?

Image Source
Assalamu’alaikum!

Temen-temen sekalian udah pada tahu singkatan dari ASI belum sih? Apa? Air Susu Ibu? Yak, anda kurang beruntung. Jawabannya masih belum tepat. Yuk ditebak lagi. Eh? Apa? Aku Sayang Ia? Bukan, bukan yang itu juga. Kalau ngebahas sayang-sayangan mah ntar pada baper semua jadinya :’)

Kali ini, kita akan ngebahas tentang ASI yang merupakan singkatan dari Asosiasi Seksologi Indonesia. Sebenernya, bukan mau ngebahas tentang ASI-nya juga sih. Yang akan dibahas kali ini adalah tentang turunan dari ASI, yaitu sebuah komunitas beranggotakan pemuda pemudi mesum yang peduli terhadap isu kesehatan seksual. Komunitas ini dinamakan Borneo Sexual Health Community atau yang lazim disebut sebagai BSHC.

Jumat, 05 Juni 2015

Bagaimana Jika...

Fajar itu, sehabis menunaikan sholat subuh. Kalian berjalan beriringan di tepi pantai, melangkahkan kaki kecil-kecil untuk menapaki lembutnya pepasiran. Merasa cukup, lantas kalian menepi untuk duduk barang sebentar. Menghadap ke timur, menatap luas hamparan Laut Cina Selatan yang sering kalian lihat tergambar pada peta.

Hari ini hari Jumat. Dia, dengan mushaf di kedua tangannya, memutuskan untuk membuka halaman 293. Menemukan ayat pertama Surah Al-Kahf, lantas membacanya dengan tartil. Kamu, hanya menggenggam smartphone  di tanganmu. Dengan cekatan, jari-jarimu menggambar pola kunci, lalu membuka aplikasi quran yang telah kamu unduh sejak hari pertama membeli gadget itu. Kamu sedang tidak boleh memegang mushaf hari ini, sebab tamu bulananmu sedang datang.

“Iyyaquu luu na illaa kadzibaa…”

Rabu, 03 Juni 2015

Ondine’s Curse: Sindroma Lupa Bernapas, Sebuah Mitos yang Menjadi Kenyataan

Dikisahkan, pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang putri duyung yang memiliki segala keindahan jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Dia, seseorang yang kekuatan magis dan keabadian merupakan kelebihan dirinya, bernama Ondine. Sama seperti golongan peri dan putri duyung lain, Ondine seringkali waspada terhadap lelaki dari golongan manusia. Sebab apabila seorang peri jatuh cinta dan memilih untuk hidup bersama manusia, maka mereka akan kehilangan keabadian dan kehidupan yang kekal.

Meskipun demikian, Ondine tetap tak mampu menahan buncah perasaannya kala bertemu dengan Palemon, seorang pria yang memiliki ketampanan luar biasa. Akhirnya, perguliran waktu pun membuat mereka sering berinteraksi dan mulai jatuh cinta. Palemon memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan seorang bangsawan muda bernama Berta. Palemon memilih untuk memulai kehidupan baru bersama Ondine dan menikahinya.

Saat mereka saling mengucap janji pernikahan, Palemon pun mengucapkan sumpah atas kecintaannya kepada Ondine. “Aku bersumpah untuk terus cinta dan setia padamu dalam setiap helaan napasku,” ucapnya.

Waktu terus berlalu, dan Ondine pun melahirkan putra pertama mereka. Sejak saat itu, kecantikannya mulai memudar, tubuhnya pun kian renta dimakan usia. Keabadiannya telah hilang, rela ditukarkannya karena mencintai Palemon dengan teramat sangat.


Tapi tidak dengan Palemon.

Selasa, 02 Juni 2015

Maaf.


Kepadamu, yang di hari lalu menyampaikan rindu.
Maaf, jika aku tak dapat membalas,
Bahkan saat kau katakan akan menunggu.
Sungguh, aku tak pernah ingin melampaui takdir Tuhan.

Sebenarnya, aku juga sedang menunggu.
Tapi tak tahu kepada siapa.
Sebenarnya, aku juga sedang rindu.
Tapi tak tahu, kepada apa seharusnya rinduku ditambatkan.

Maafkan aku, karena aku masih belum siap.
Maafkan aku, karena jawabku masih tak sesuai dengan harapmu.
Sungguh, maafkan aku.