Minggu, 14 Juni 2015

Maen Yoook: Karena Pendidikan Bukan Sekedar yang Formal Saja

Bermula dari ajakan Bang Ero  di grup facebook Komunitas Blogger Pontianak. Bang Ero mengajak para buda’ blogger untuk berpartisipasi di sebuah kegiatan dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Anak Sedunia. Kegiatan ini bernama “Maen Yoook”, terselenggara atas kerjasama antara Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Perpustakaan Daerah Kalimantan Barat, Bank Kalbar, dan beberapa komunitas yang ada di Pontianak. Kenapa dinamakan “Maen Yoook”? Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, “maen yok” berarti ajakan untuk bermain bersama. Bisa ditafsirkan menjadi “Yuk, main!”. Satu diantara tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah melestarikan permainan rakyat yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak masa kini. Maka, pada kegiatan ini, selain dongeng anak dan pameran buku, diadakan pula permainan rakyat seperti gala hadang, bakiak, ular naga panjang, kejar benteng, tembak getah, congklak, buah lima, dan sebagainya.

Kebetulan, hari Sabtu ini jadwal kuliah saya sedang kosong. Saya pun menerima tawaran untuk berpartisipasi di kegiatan tersebut. Acara akan dimulai pada pukul 7 pagi di SDN 09 Pontianak, jalan RE Martadinata. Dan setelah berkoordinasi dengan Bang Ero melalui sms, kami sepakat untuk ke tempat acara pukul 6 pagi karena harus menyiapkan beberapa hal untuk permainan rakyat.

Saya baru sampai di jalan RE Martadinata pada pukul 6 lewat 15 menit. Mata saya berkeliaran kesana kemari untuk mencari keberadaan SDN 09, tetapi hasilnya nihil. Tidak tampak sedikitpun petunjuk mengenai keberadaan SD tersebut. Saya pun memutuskan untuk bertanya ke pemilik warung di ujung jalan RE Martadinata. Rupanya, pemilik warung tidak bisa menjelaskan rute untuk menuju SD tersebut. Tetapi ada abang-abang pelanggan warung tersebut yang mau membantu menjelaskan rutenya.

“SD 09 itu di Marta, kak. Di depan masjid yang simpang empat tuh,” kurang lebih seperti itulah penjelasannya.

“Oh, berarti di depan lah ye bang?” saya memastikan kembali.

“Iye, kak. Kakak mau nyari siape di SD 09?”

“Ndak nyari siape-siape bang. Ade kegiatan jak disitu, hehe. Makasih ye bang. Saye pamit dulu, mau langsung kesana.”

“Oh… Iye lah, kak. Mamak saye kerje di SD 09 tuh...”

“Mama kamu guru SD ya?”

“Iya, kok tau?”

“LAH KAN TADI KAMU YANG BILANG!!!”

Saya kembali berputar-putar ria di jalan RE Martadinata. Tetapi lokasi SD 09 tak kunjung ditemukan. Akhirnya saya mengambil inisiatif untuk sms Bang Ero, memberitahu kalau saya tidak dapat menemukan SD tersebut. Alih-alih membalas sms saya, Bang Ero malah langsung menelpon saya. Saya pun menepi dan mengangkat telepon dari Bang Ero.

“Assalamu’alaikum, bang.”

“Wa’alaikumsalam. Dara dimane nih?”

“Udah di Marta, ndak ketemu SD nye dimane…”

“Dara masuk ke Marta lewat mane? Lewat Suwignyo atau bukan?”

“Dara lewat Jeranding, bang.”

“Bukan yang itu… SD nye tuh di depan masjid yang simpang empat Suwignyo tuh. Dara tau Suwignyo ndak?”

“Ng… Suwignyo… Ntar Dara cobe cari dulu ye bang.”

“Ha ah. Bentar agik abang kesana.”

“Loh? Abang belum kesa…”

Tut tut tut. Teleponnya putus. Saya sedang tersesat dan tak tau arah jalan pulang, dan parahnya Bang Ero juga belum berangkat ke lokasi kegiatan. Padahal sudah hampir jam setengah 7. Kacau.

Jadi, rupanya, jalan RE Martadinata itu ada dua jalur. Dan saya salah masuk. Akhirnya saya berputar-putar entah sampai kemana. Saya kemudian menelepon Ariana, teman ngebolang saya di kampus, meminta penjelasan agar bisa sampai ke simpang empat Suwignyo yang dimaksud oleh Bang Ero dan abang-abang di warung yang tadi. Akhirnya, saya sampai di simpang empat Suwignyo. Bodohnya, saya malah belok ke jalan Suwignyo, padahal lokasi SD nya ada di seberang dari belokan yang saya masuki. Saya sudah masuk sampai jauh ke dalam jalan Suwignyo dan malah bingung, mulai curiga kalau saya salah jalan lagi. Tetapi, tak lama kemudian, saya melihat ibu-ibu yang membonceng anaknya. Kabar baiknya, si anak ini mengenakan seragam olahraga yang bertuliskan “SDN 09 Pontianak”. Tanpa pikir panjang, saya langsung membuntuti ibu-ibu tersebut dan akhirnya bisa sampai ke lokasi kegiatan dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Kecuali kekurangan bensin. Alhamdulillah.

Saya memasuki lapangan SD tersebut dan langsung mencari Bang Ero. Tapi yang dicari tak bisa ditemukan. “Mungkin Bang Ero belum sampai,” saya membatin. Saya melihat ada abang-abang dari Komunitas Oi Pontianak yang sedang menyiapkan lokasi permainan. Saya pun mendekat ke mereka. Abang-abang dari Komunitas Oi ini orangnya pada lucu-lucu. Setiap saya dengar percakapan mereka, selalu ada saja hal yang bisa membuat saya tertawa. Saya tak tahu kenapa mereka itu lucu sekali.

Tak lama kemudian, Bang Ero dan teman-teman dari komunitas lain mulai berdatangan. Ada beberapa komunitas yang berpartisipasi pada kegiatan kali ini, diantaranya adalah Komunitas Blogger Pontianak (Buda’ Blogger), Gerakan Senyum Kapuas, Oksigen Khatulistiwa, Komunitas Oi Pontianak, Komunitas Darah Segar Pontianak (KOMDAS), dan juga abang-abang dari Kaskus Regional. Oh iya, ada juga ibu-ibu PKK setempat.

Pukul 7 pagi entah lewat berapa, acara secara resmi dibuka oleh Pak Kepala Dinas Pendidikan. Yang jadi MC pada saat pembukaan adalah Pak Lurah. Setelah pembukaan, dilanjutkan ke perlombaan permainan tradisional. Ada 5 sekolah dasar yang berpartisipasi sebagai peserta. Pokoknya permainan rakyat yang dimainkan berlangsung sangatttt seruuu. Memang, ada beberapa anak SD yang tidak mengerti cara bermain beberapa permainan rakyat, misalnya saja main tembak getah, sehingga akan langsung diajari oleh kakak abang dari komunitas.

Bang Ero ngasi contoh cara nembak getah yang benar. Supaya getahnya gak nolak kamu.
 
Dek, yang ditembak itu getahnya, bukan temanmu. || Image by Abang Kaskus
Main bakiak, terjatuh tapi bisa bangkit lagi. || Image by Abang Kaskus

Main kejar benteng. || Image by Abang Kaskus

Akhirnya benteng berhasil direbut pihak lawan. Yeeeey!!!
Saya tanpa sengaja mendapat momen ini, saat tim SD A berhasil merebut benteng tim SD B. Tapi yang aneh, kenapa adek-adek yang kerudungan itu malah sorak sorai bergembira, padahal kan benteng tim SD dia yang berhasil direbut -_-

Induk ular: Bang Nizar dan Pak Lurah. || Image by Abang Kaskus
Oh iya, kalian masih pada ingat sama lirik lagu yang dinyanyikan untuk main ular naga panjang gak?
Coba kamu nyanyiin sebentar deh. *ngetes*

Sebelum bermain ular naga panjang, ada anak SD yang diminta untuk menyanyikan lagunya. Dengan semangat, anak tersebut bernyanyi:
Ular naga panjangnya bukan kepalang~~~
Menggeal-geol selalu setiap hari~~~
Umpan yang lezat, itulah yang dicariii~~~
Inilah dia yang terbelakang~~~

Telinga saya rada aneh sama lagu ini. Ularnya menggeal-geol selalu setiap hari? ITU ANAK SD DAPAT LIRIK DARIMANA???
Seingat saya, lirik yang saya nyanyikan waktu kecil adalah menjalar-jalar selalu kian kemari. Bukan menggeal-geol… Ya Allah, ini sejak kapan liriknya berubah, kenapa gak ada yang ngasi tau saya -_-

Setelah rangkaian permainan rakyat selesai dilakukan, dilanjutkan dengan dongeng anak. Ada Abah, Kak Ayu, dan Bang Beni yang mendongeng buat anak-anak tersebut. Setelah mendengarkan dongeng, anak-anak juga ditantang untuk mendongeng di depan teman-temannya. Ada 5 anak yang maju untuk mendongeng. Mereka masih SD, dan sudah berani untuk tampil di muka umum. Salut!

Abah sedang mendongeng. || Image by Abang Kaskus
Agenda dongeng-mendongeng pun selesai. Dilanjutkan ke pembagian hadiah sekaligus penutupan acara. Setelah acara selesai secara keseluruhan, kami makan siang bersama. Saya duduk di belakang Abah saat makan. Selesai makan, saya sempat berdiskusi sedikit dengan Abah. Diskusi ringan yang singkat, namun sangat berisi. Lumayan banyak yang kami bahas, mulai dari dongeng yang merupakan budaya bertutur pertama di dunia, permainan rakyat yang mulai hilang, hingga nilai-nilai Islam yang indah namun mulai ditinggalkan oleh penganutnya. Pokoknya, inti dari pembicaraan kami adalah tentang filosofi dari permainan rakyat itu sendiri, bagaimana permainan rakyat bisa membentuk pribadi-pribadi yang bersinergi dengan strategi, tidak seperti permainan modern yang cenderung menanamkan sikap individualis dan lebih mengedepankan sisi kompetitif.

“Zaman sekarang, yang kita perlukan itu sinergi, bukan hanya kompetisi,” Abah berujar kepada saya.

“Iya, Bah. Kerjasama itu penting.” Saya menimpali.

“Ya, memang penting. Liat aja bagaimana Allah menyuruh kita untuk sholat berjamaah. Karena membangun jamaah itu sangat penting. Tapi ada juga kerjasama yang gak boleh, yaitu kerjasama dalam pelajaran.”

“Kerjasama dalam belajar penting banget kali, Bah.” Saya protes.

“Maksudnya kerjasama dalam ujian yang gak boleh.” Abah kemudian tertawa.

“Itu sih jelas gak boleh, Bah.” Saya kemudian ikut tertawa.

Diskusi pun kami akhiri.

Kami kemudian saling berpamitan karena hendak pulang. Pamit pada Pak Lurah, Bu Lurah, Ibu-ibu PKK juga.
Foto-foto setelah penutupan, sudah banyak yang bubar. || Image by Abang Kaskus
Semua komunitas berkumpul~~~ || Image by Abang Kaskus

Sebelum pulang, saya sempat meminta dokumentasi kegiatan pada Bang Nizar. Setelah proses copy meng-copy file selesai, saya pamit undur diri.

“Titip salam sama anak-anak blogger, ya.” Bang Nizar berucap.

“Iya, bang.” Saya hendak menutup pembicaraan.

Kemudian, terdengar celetukan dari abang-abang Komunitas Oi Pontianak.

“Titip salam same emak bapak di rumah juga, ye.”

Lagi, saya malah tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat dari abang-abang Komunitas Oi. Saya gak tau kenapa mereka itu lucu sekali.
***

Sabtu kali ini, kembali, mendapati tatap muka yang nyata. Kembali, mendapati tawa yang nyata. Bukan hanya sekedar emoticon-emoticon di dunia maya, ataupun sekedar “haha”, “lol”, “wkwkwk” di aplikasi chatting. Sabtu ini, bahagia.


Karena bagi saya, bahagia selalu saja tentang segala hal yang sederhana. Termasuk mengenal kamu. Iya, kamu.

48 komentar:

  1. Bagai oase dipadang tandus, ada mainan tradisional ditengah merajnya mainan modernyang membuat anak-anak menjadi autis. Keren Dara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, bang. Kalau bukan kita yang mewariskan permainan tradisional kepada mereka, siapa lagi?

      Hapus
  2. Permainan2 yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Dan, inilah kegiatan yang patut mendapatkan apresiasi karena sudah berusaha untuk melestarikan permainan2 rakyat semacam di atas...

    BalasHapus
  3. ra, oksigen khatulistiwa komunitas apa itu, penasaran ?
    kalau di tempat saya, bentengnya itu pake bata ra, tapi kebanyakan yang pernah saya liat emang iya pake tiang, tapi ditempat saya beda. tapi samain ajalah, namanya juga masih sama bebentengan haha =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oksigen Khatulistiwa itu komunitas yang fokus di lingkungan hidup, bang. Kegiatan mereka rata-rata nanamin pohon dan kampanye serta edukasi tentang sampah gitu.

      Benteng pakai bata? Pasti mainnya di kaskus yak? xD

      Itu bata-nya ditumpuk sampai tinggi setinggi tiang gitu kah?

      Hapus
    2. oh, pantes namanya oksigen gitu.

      enggak ditumpuk lah -_- cuma 1 bata doang tiap tim, di injek nya rame-rame. haha

      Hapus
    3. Oh, gitu... Main bentengnya pake injek...

      Hapus
  4. Nggak tahu jalan wilayah pancasila, suwignyo sepertinya memang kebiasaan buda' kubu raya-kampung arang lah. Dulu abis dari Mradio, aku ketemu Lily ama Endang, mereka juga nanyain jalan pulang lewat mana. aku kira gurau, tak taunya beneran. :| padahal aku sendiri kan bukan asli Pontianak.

    ini Sekolahnya dekat kontrakan aku dulu... warung depan sekolah ini nih yang sering jadi langganan makan malam... xD

    sebelum acara ini, kayaknya bulan-bulan lalu juga ada kegiatan permainan tradisional di dekat audit. tapi aku nggak datang. :x

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngape pulak bawa-bawa Kubu Raye segale nih -___- Ariana tuh orang Kubu Raye, tapi pandai pulak die njelaskan jalan di daerah situk -___- Kebetulan jak bah Kak Liliy same Kak Endang tuh orang Kubu Raya juga, bang -___-

      Abang pernah ngontrak di daerah situk, patutlah paham selok-beloknye -___-

      Iya, bang, aku juga gak datang yang di dekat audit waktu itu. Tapi kayaknya massa-nya gak serame yang ini, soalnya yang ini sampai 5 sekolah yang ikutan ._.

      Hapus
    2. Karena yang perna aku temui gitu semue~ dan aku ndak kenal ama Ariana~
      Itu Lily ama Endang, mestinya dipanggil "Dik", baru juga mereka lulus SMA.

      Ha Ha Ha Ha Ha~ Pas awal-awal ke Pontianak kan aku suka keliling-keliling ngapal jalan. Walau ndak apal nama jalan e...

      Wuih... rame, etapi ramean yang di TanRay 2 sih. Semua waga boleh ikut, rebuan yang dateng, soalnya digabung ama senam yang hadiahnya tiket PP ke jakarta dan hadiah mewah lainnya. ._.

      Hapus
    3. Ndak bise digeneralisir juga lah -____- Ini kode? Mau dikenalin sama Ariana?
      Oh, kirain seangkatan sama Bang Haw~

      Jangankan abang, saye yang dari awal ngebuka mate udah liat Pontianak jak sampai sekarang ndak bise apal name jalannye...

      Lah? Ada hadiah mewah segala? Berarti yang kamu maksud ini kegiatannya beda sama yang aku maksud bang. Walaupun lokasinya sama-sama di dekat audit ._.

      Hapus
    4. Ariana Grande? O_o

      TANjung RAYa 2, Daraaaaaa!!!!!!! aku nyebutin tempat lain lagi~



      Hapus
    5. Ya Alloh. TANRAY 2 -_- Itu kan daerah rumahnya Agung...
      Pertama kali aku baca komenmu itu, pas baca "tanray 2", aku malah connect nya ke Tanjung Sari dan Tanjung Harapan yang ada di dekat audit itu loh, bang. Maafkeun~

      Gini nih, kalau udah dekat-dekat ujian malah sering hilang fokus jadinya.
      Gak ada yang ngingetin dan ngebimbing sih... #eh

      Hapus
    6. -___- aasd@#$%&*dcvbERTY#$%$%&*( *hestek kode*

      Hapus
  5. Salut....sering2 lah bikin kegiatan kyg gini. Kasian ank2 skrng dpakse dewasa cepat :'(

    BalasHapus
  6. Asiknya bisa ikut acara yang masih banyak ade-ade lucu imut gemesnya :(
    nembak getah? getah itu apa? karet, ya?

    BalasHapus
  7. Meriah nih acaranya bareng anak-anak yang unyuk2 :D

    Setiap kali denger kata anak, pasti gak jauh2 dari yang namanya bermain. Mengajarkan dan melestarikan permainan tradisional supaya gak ketinggalan zaman karena super canggih nya teknologi saat ini. Permainan tradisional harus di lestarikan ;)

    Btw, kok di sensor gitu kak dara :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu kan juga anak-anak yang unyuk-unyuk, Fif :p

      Yap, emang harus dilestarikan. Kamu masih bisa main permainan rakyat gak?

      Ini... Pertanyaanmu kok sama dengan pertanyaan bang Renggo sih :/

      Hapus
  8. Seru acaranya yah mba dara
    Jadi nostalgia liat yg main ular-ularan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loh, Ki Sanak juga pernah main ular-ularan?

      Hapus
    2. Pernah Dar pas masih kecil,.
      keliatan tua yah? -_-

      Hapus
    3. Kalau aku bilang "iya", ntar kamu marah gak? Hahaha

      Hapus
    4. Tenang aja Dar ga bakal marah kok cuma sedikit Murka haha :D

      Hapus
  9. SERUUUUUUU. Jadi pengin ikutaaan. XD
    Harusnya daerah-daerah lain juga bikin kegiatan kayak gini, nih. Biar permainan masa kecil nggak punah.

    Ahahaha. Parah itu lirik lagunya diganti-ganti. Menggeal-geol. Sedih. :(
    Yah, fotonya Dara disensor. :'D
    Cieee yang mengenal seseorang. EHEM. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Riiiiim, sini ikutan :D
      Coba deh kamu juga bikin kegiatan begini di daerah kamu.

      Aku juga sedih :(
      Ini kenapa pada protes gegara fotonya disensor sih :'D
      Seseorang itu kan kamu. Iya, kamu. :))

      Hapus
  10. Aku ga ngerti permainan tradisional kayak gini, Kak. Dari kecil aku udah dikasih gadget sama mama. Kasian banget, kan? :(

    Eh, kenapa mukanya pake disensor sih? Ga di blog, ga di IG, ga di twitter (ketawan kepo). Jadi makin penasaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loh, bukannya di tahun 80-an itu belum ada gadget yak? Kok kamu bisa dikasih gadget gitu sih :(

      Aku sensor aja sih. Takut dipelet orang :/
      INI BANG RENGGO KENAPA KEPO BANGET IH. Katanya cuma googling di yahoo -_-

      Hapus
    2. WAKAKAKA RENGGO PURA-PURA MUDA.

      Hapus
  11. keren... akhirnye foto2 saye ade yang bergune juga :v bolg nye keren... saye jak datang telat karna lambat bangun (bah... alasan apapula itu) tapi acaranye emang keren. selamat buat semua pihak yang telah berpartisisapi eh bertisipasi dalam acara ini... seperti kalimat pak lurah yang saye kutip dr FB beliau "kalian luar biasa gaes!!!" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh potografernye datang kesini~
      Iye, bang. acaranye emang keren :D

      Oh iye, FB Pak Lurah ape namenye bang? Saye belom bekawan same beliau...

      Hapus
    2. hahahaha... buka fotografer... cm kebetolan bawa kamera jak :D id pak lurah tu suparyani abussamah

      Hapus
    3. Di-amin-kan jak bang, siape tau benaran jadi potografer kan hehehe.

      Sip bang, makaseh ye. Barusan saye add beliau :)

      Hapus
  12. ahhh dari foto aja seru banget

    Anak anaknya juga lucu lucu :D

    BalasHapus
  13. Dar, nama lengkap teman kamu itu Ariana Grande ya? Hehe.

    Aku jadi ingat sama acara di kotaku, tentang apa yang ada di tahun 90'an. Banyak anak mudanya yang datang. anak kecil sama orangtuanya juga. Yang anak kecil. pada kesenangan banget ngeliat bakiak, tamiya, kaset. layangan, sama komik-komik jaman dulu. Aku sih seneng sekaligus miris liat anak-anak itu, Dar. Mirisnya karena kasian mereka sekarang, kebanyakan pada mainin gadget aja di rumah sampe ada yang masih kecil matanya minus, gak ada main di luar gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengennya sih gitu, Cha. Apalah daya kalau nama dia cuma Ariana doang -_-

      Nah iya, miris. Mainan gadget terus, jadi individualis, gak sehat juga...

      Hapus
  14. wah seru ya acaranya ya, jadi pengen ikutan,

    itu permainan jaman dulu, jadi kangen maen getah sama benteng :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikutan aja Mas, tapi acaranya udah selesai :v

      Hapus
  15. Makasih udah ngingetin di tulisan gue. Gila, gue absurd abis tadi nulisnya. Pusing saking ngarang ceritanya. Udah gue edit, ya udah. Sengaja gue bikin aneh ceritanya. Wakakakaka! Sekali lagi makasih, loh. :)

    Huwahaha, itu lu bisa melucu juga?

    Emak saya guru SD, Bang..

    Terus ceritanya mau gombalan kali.

    Mama kamu guru SD, ya?

    Kok tau?

    Kan tadi lu bilang!

    Si kampret. XD

    Itu apa banget, bentengnya kalah malah seneng. Koplak. Anak bocah, ada-ada aje.

    Iya, ngobrol langsung itu emang bikin seneng dan bahagia. Kalo cuma wkwk di chat mah kagak ketawa aslinya. :)

    Duh, lama juga nggak main ke blog ini. Maafkan. Hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kan gunanya temen, Yog. Saling ngingatin disaat khilaf. Lah, emangnya kita temenan? xD
      Tau deh, yang deadliner. Apa-apa dikerjain pas udah mepet sama deadline. Bikinnya cuma 2 jam, pro banget kamu. *applause*

      Nah itu, anak bocah emang ade-ade aje.

      Apa dah ini udah minta maaf duluan, lebaran masih sebulan :p

      Hapus
  16. Itu abang2 pelanggan warungnya ngarep banget digombalin sama kamu dar . .?? :D

    Duhh seru nih punya komunitas regional yang kompak . . di regional gue masih belum bergerak komunitasnya, waktu ada kopdar kancut kemaren aja banyak yang nggak dateng termasuk gue . .
    Kamu nggak ikut ngedongengin mereka dar . .?? :/

    BalasHapus
  17. kegitan ini keren banget,,,,,mainan saya dulu juga seperti itu..jadi inget waktu kecil nih..

    BalasHapus