Rabu, 29 April 2015

Membingkai Batas

Image source

Kau tahu dimana letaknya jendela hati?
Iya, ada di matamu.

“… dari mata turun ke hati.”

Dan, begitulah fitrahnya. Manusia memang cenderung mencintai keindahan. Menyelami segala rasa melalui sebuah  jurang tak berdasar yang terpancar dari pekat hitam iris mata. Kemudian merangkai kesimpulan tentang suka ataukah terbaliknya karena sebuah interpretasi ilusi.


Karena yang ternampak hanyalah ilusi, maka diri terkadang tak pernah mempercayai kasat. Mengapa harus menurut; ketika wujud seringkali semu?

Ada. Masih ada hal yang lebih hakiki. Tentang sesuatu yang telah Dia tuliskan antara kau dengan dirinya. Tentang batas, tentang pagar, tentang jeruji yang tak seharusnya kau langgar. Akan ada waktunya. Sudah ada skenarionya. Dan kau, jadilah pemeran utama yang mengagumkan; dengan tidak menerabas bebas segala batas; pagar; serta jeruji itu.

Maka, ketika asumsi manusia seringkali mengaburkan apa yang seharusnya ditampakkan oleh makna, disitulah kiranya diri perlu membingkai sebuah alat bantu. Membingkai sebuah kacamata pemahaman, agar tujuan menjadi gamblang, agar niat tak salah arah, tak bergeser, pun jika itu hanya sepersekian mili.

Hakikatnya, bingkai kacamata memang membatasi ruang pandang-mu, tapi dia membantumu untuk melihat segala objek secara lebih jelas. Menjatuhkan titik fokus mata agar berada tepat di retina-mu. Karena yang terbaik selalu saja memiliki komposisi yang tepat. Tidak lebih. Tidak kurang.

Begitu pula dengan bingkai pemahaman yang baik. Semoga waktu berkenan untuk mengajarkan.


Khatulistiwa, penghujung April 2015.

Semoga minus mata gak semakin bertambah.


38 komentar:

  1. aku sangat suka dengan kata ini "Mengapa harus menurut; ketika wujud seringkali semu?"
    amin,semoga mata mbak gak bertambah minus,kalo mata minus susah melihat dengan jelas,seperti aku minus 250 -_-

    BalasHapus
  2. Gue baca tulisan ini dan mulai buram pandangan. Semoga ini bukan ilusi dari penulis. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Daniiiii!!! Lama gak muncul, nih. Apa kabar "Ilusi si Ilusiana"?

      Hapus
  3. kok baca tulisan yang ini agak melow gini ya mbak,semoga mata mbak minusnya gak bertambah.Amin

    BalasHapus
  4. Bait kata yang membuat saya untuk lebih menghargai....benda yang satu ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat yang pakai kacamata pasti bikin mikir-mikir lagi.
      Mikir menghargai barang ini.

      Hapus
    2. Harus dibarengi juga dengan menghargai anugrah penglihatan yang udah Allah kasi secara cuma-cuma ke kita. Semoga bisa menjaga dengan baik :)

      Hapus
  5. Kamu umurnya berapa? kok udah minus matanya.
    Aku kerja kebanyakan di depan komputer, saat ini si nggak ada keluhan apa-apa. Cuma baca tulisan kamu, malah jadi kepikiran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga awalnya gak ada keluhan apa-apa, Om. Soalnya ya kalau kuliah seringnya duduk di depan, jadi kesannya semua hal mengenai penglihatanku kondisinya baik-baik aja. Baru beberapa bulan yang lalu aku sadar kalau tulisan di slide gak kebaca jelas pas aku duduk di belakang. Akhirnya periksa mata, dan rupanya udah minus 0,5. Sekarang belum periksa lagi, takut nambah aja...

      Radiasi gadget itu pengaruhnya super cepat ke mata, dan jarang kita sadari kalau penurunan fungsi penglihatan masih kecil. Coba screening mata aja, Om. Mencegah lebih baik, kan?

      Eh iya, itu nanyain umurku udah berapa?
      Sekarang aku dimana, Om?
      Namaku siapa?
      Sedang apa aku disini?
      *langsung amnesia*

      Hapus
  6. perenungan yang sangat mendalam ya Dar...
    #lalu tarik napas dalam dalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa dihembuskan, kak. Kalau udah narik napas dalam-dalam dan ditahan lama-lama bisa bahaya :D

      Hapus
  7. *aku baru tahu kalo ada kata ternampak*

    Mata itu jendela hati. Kalo dari mata turun ke hati. berarti jendelanya tinggi. Iya, ini komentar gak penting dan gak jelas sama sekali. ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *aku juga baru tahu kalo kamu baru tahu ada kata ternampak*

      Kalau jendelanya tinggi, cobalah untuk memanjati.
      Jika komentarmu gak penting dan gak jelas sama sekali, masih perlukah untuk aku balasi?

      Hapus
  8. Kalau mata bertambah minusnya, jangan salahkan bingkai hatimu karena yang salah adalah 'frame kacamatamu ... terpilih kacamata dgn setengah berbingkai ... hehehe ... nyambung gak ya..? :P

    BalasHapus
  9. Inspirasinya dari bingkai kacamata, bisa nyampe bingkai pemahaman. Dasar. Penulis mah bebas :P

    BalasHapus
  10. mungkin yang kau butuhkan adalah wortel,,, semoga minusnya gak bertambah, semoga matamu normal kembali

    BalasHapus
  11. Aduh kayaknya gue juga bentar lagi batas gue juga dibingkai nihh . . keseringan laptopan bikin gue udah beranjak juga ke minus . . :'(
    Jangan sampe deh . .
    Semoga kamu juga sembuh ya dari minus . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang mata minus bisa sembuh, ya, Ka? Beneran? :/

      Hapus
  12. Gue 1,5.... Errr dan kayaknya bakalan nambah nih gegara liatin masa depan percintaan gue. Buram...

    Oke sorry. Skip

    BalasHapus
  13. Bingkai kacamata pemahaman, agar pandangan fokus dan lebih objektif..

    BalasHapus
  14. Bahkan apa yang ada di dunia ini saja adalah semu,
    dunia ini bagai panggung sandirwara :3

    dasar anak FK, ada saja kalimat yang berbau kedokteran :)

    Ngomong2, kalau setiap manusia mempunyai bingkai pemahaman sendiri2. Apa ada kemungkinan akan terjadi crash antar pemilik bingkai di saat fokus meraih tujuan? :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga penulis, bang. Penulis mah bebas :D

      Hmm... Aku juga baru kepikiran, nih... Kan masing-masing orang memang punya bingkai pemahaman sendiri, ya... Tapi kayaknya gak akan terjadi crash, deh...

      Hapus
  15. Saya suka ceritanya mbak, mata memanglah jendela hati manusia hehe slam kenal, senang bisa blogwalking di sini :)

    BalasHapus
  16. Membingkai kesetiaan aja ah.. :3

    BalasHapus
  17. Dari minus kacamata menjadi rangkaian kata yang sangat kasat dan jadilah sebuah artikel tingkat tinggi.... Jago nyusun kata-kata puisi ya??? Keren euy

    BalasHapus